Selasa, 17 Maret 2015

Novel "Perfect Mistakes" Sembilan kisah tentang dosa dan penebusan sempurna


    Assalamualakum.
    Long time no post, maafin karena tugas tugas yang bejibun.. rapat rapat kegiatan, ngurusin kegiatan yang bikin waktu senggang berkurang. Dan galauin seseorang yang gaada akhirnya….

    Kali ini ngeblog juga bukan karena lagi senggang, bukan karena lagi nggak ada kerjaan, tapi nyempet nyempetin diri untuk kosong di tengah kesibukan yang ada. Kesibukan mikirin dia.
    Aku. Dan kesibukan.
    Tanpa secercah perhatian pacar.
    Maaf curhat.
    Ntahlah. Setiap celah celah kesibukan, selalu ku sempatkan untuk membuka…. Menjadi silent reader… akun twitter favoritku selain @radityadika. Iyaktulll akun itu adalah @wowkonyol. Setiap tweet celotehannya, pendapat, diskusi, dan wejangan wejangannya bener bener bisa ngebuatku kagum, ngakak, konyol, walau kadang nusuk. Iya nusuk. Apalagi setelah buku pertama yang ku baca dari hasil ketikan tangannya “The Fabulous Udin” –sebenernya masih ada yang lebih awal lagi tapi belum pernah baca buku dia yang pertama itu hiks- setiap kalimat yang terlontar selalu bisa memberi tambahan kekagumanku pada sosoknya.
    Beberapa waktu lalu, si onyol –begitulah sapaan pembaca setianya yang sering ia sebut “Parabebep” memanggilnya- mengeluarkan se….onggoh(?) buku terbaru yang ia kemas dalam judul “Perfect Mistakes”.
    Sebelum buku busuk itu dikeluarin, si onyol ngadain Pre Order bertanda tangan dengan potongan hingga 20% dari harga asli! Serius! Gue ga bohong!
    Maaf, aku nggak bohong!
    Harga aslinya Rp. 54.000,00. Gue nggak mau kalah dong buat ikutan Pre Order;;) iya maaf, aku.
    Akhirnya 2minggu kemudian datanglah buku busuk warna hitam dengan coretan warna kuning bertuliskan “Perfect Mistakes”.
    Buku ini berisikan Sembilan cerita pendek, Sembilan kisah tentang dosa dan penebusan sempurna. Sembilan cerita. Yang sukses membuat hati tergema untuk terus membaca hingga selesai. Semuanya.
    Onyol dan kawan kawan sungguh benar benar membuat tulisan tulisan itu tergambar jelas, nyata dan terasa. Siapa lagi kalau bukan onyol, yang akan tiba tiba muncul dalam tulisannya. Dalam novelnya. Bahkan aku juga tak tau darimana datangnya tokoh “Udin” dari novelnya sebelumnya hingga bisa datang masuk disana. Dimana tiba-tiba onyol bisa masuk dalam cerita dalam kalutnya dalam rumitnya cerita. Tapi mengesankan. Aku suka. Membuat keinginan lamaku, menjadi penulis terbuka kembali. Namun apadaya.
    Waktu adalah benda berharga yang bahkan sulit sekali dibeli jikalau ku memiliki uang. Apalagi sekarang, sebagai anak kos, mahasiswa yang kesulitan uang.
    Apasih. Dit. Ngga nyambung.
    Balik ke buku.
    Ada tiga judul cerpen, maaf sebenarnya empat judul yang menjadi favoritku, namun sayembara Bentang hanya mensyaratkan tiga judul untuk direview, baiklah.
    Judul cerpen pertama yang paling menjadi favoritku adalah Lamunan Jendela. Bercerita tentang cinta terpendam. Cinta yang tak terungkapkan. Hingga takdir memberi celah yang tidak pas, tidak pada waktu yang pas untuk terungkap. Untuk terucap.
    Membuatku berfikir dua kali untuk harus memendam cinta. Memendam dari segala yang ada. Hingga berujung pada takdir yang… yang ternyata membuat Vaya, Krasivaya harus menangis seisak isaknya. Di akhir cerita, pembaca juga dibuat kelu karena suatu fakta. Fakta yang manis. Seperti gulali. Manis. Tapi manis tak berarti baik, kan?
    Berawal dari sebuah cerita yang terlupakan. maaf hampir terlupakan. membuat pembaca berfikir apa yang terjadi, bagaimana selanjutnya. Dilanjutkan saat saat penggambaran cerita di masa lalu, membuat si tokoh utama mengingat sebuah kejadian. kejadian yang sudah ia tutup rapat rapat. Dan berakhir kilu, haru. Pembaca dibuat tak percaya dengan apa yang barusan dibaca. Aku bahkan harus mengulang sekali lagi untuk membacanya. Memastikan apa yang ku baca. Dikemas manis dan mudah dimengerti. Enteng dibaca. Cocok sebagai pembuka novel nggak berat nggak terlalu berkias tapi tetap memberikan kesan puitis.
    Judul kedua yang ku suka adalah After Heart. Cerpen yang banyak diperbincangkan di media sosial. Cerpen asli tulisan onyol, yang menyebut dirinya dalam nama Rons Imawan.
    Cerita tentang kehidupan setelah kematian, kehidupan setelah pengorbanan. Plot ceritanya sedikit tak membuatku kaget. Aku pernah sekali menonton FTV dengan cerita yang hampir sama. Maaf onyol, tapi aku harus jujur. Aku pernah menonton FTV yang juga menayangkan tentang kehidupan setelah operasi. Bedanya ftv itu bercerita tentang transplantasi Jantung.
    Tapi isi cerita, perjuangan si tokoh benar benar nyata dibuatnya. Jelas beda dengan maaf ftv yang hanya tercipta cinta lalu bersama.
    Perjuangan si tokoh utama dalam cerpen “After Heart” ini benar benar tak dapat dibendung hanya dengan bendungan paling luas sedunia. Inilah tempat menariknya. Perjuangan. Pengorbanan. Dan Cinta yang begitu kuat untuk saling menunggu untuk bersama.
    Endingnya pun pembaca termasuk saya, juga dibuat berkaca. Kaget. Bingung. Jelas onyol banget. Selalu ada fakta menarik di ending cerita. Ini yang membuat ku semakin kagum. Mungkin cinta. Dengan sosok maya itu. Onyol.
    Cerpen ketiga Alibi, juga cerita tentang penebusan kesalahan. Penebusan yang sempurna. Tentang kasih sayang, tentang cinta. Pengorbanan! Benar benar membuatku terpukau. Terkesima. Si pengarang benar benar memberikan plot cerita yang menarik. Membuatku terus membaca hingga akhir tanpa memedulikan sekitar. Benar benar membuatku ingin menangis menjadi saksi membaca si anak yang ditinggal sang ayah yang merupakan keluarga satu satunya, untuk mendekam di jeruji besi berkarat. Hingga akhirnya (lagi-lagi) fakta sebenarnya terkuak. Fakta mengharukan. Membuat emosi naik turun. Hingga ending yang berakhir bahagia.
    Berawal dari sebuah kejadian. Kejadian yang belum terungkap. Belum selesai terungkap. Kejadian tentang sebuah peristiwa menegangkan. Hingga pengorbanan menebus kesalahan menimbulkan rasa sayang. Begitu sayang. Semua terangkum tercantum indah. Tulisannya tak memberikan plot yang membingungkan walau harus beralur maju mundur. Tapi ini keren. Keren banget.
    Kurang lebih begitulah, segelintir review ku tentang Novel ini. Novel rekomended. Novel yang nggak ‘eplek eplek’. Berkelas. Keren. Novel yang bener bener dikemas untuk remaja. Tak terlalu berat juga untuk dibaca.
    Penyesalan bakal datang kalo kamu nggak cepet cepet tertarik untuk ngebaca novel ini…
    “Kematian hanya menghentikan hidup, bukan cinta” –After Heart
    “Aku ingin menjadi kamu semenit saja, agar aku tau bagaimana rasanya dicintai dengan besar oleh dia yang disebut aku”-After Heart

    “Dalam hidup, tamparan keras memang diperlukan. Namun, tamparan hanya akan menjadi memar apabila tidak ada tangan lembut yang mengelus setelahnya”-Sumpah Konyol






    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar